Jemari cendala kian meronta
Menyemai teror di sudut praja
Berulah jikalau sepi nan gulita
Menabuh sampah di balik peluput mata
Berulah jikalau sepi nan gulita
Menabuh sampah di balik peluput mata
Dia tahu gubahnya mengundang bala
Samarkan pesona bentala jagat raya
Tapi hati tak menaruh iba
Sebab ego telah menyimpul jiwa
Jika tak kau tampak
Lucuti indramu hingga terburai
Sorot bola matamu ke tanah tanpa jarak
Lalu biarkan pupilmu tiada henti menari
Lucuti indramu hingga terburai
Sorot bola matamu ke tanah tanpa jarak
Lalu biarkan pupilmu tiada henti menari
Lihat
Tengok pijakmu saksama
Saksikan mahakarya kaum cendala
Merangkai seni sempuras berbau busuk
Menata jamuan bagi lalat dan tikus
Wahai anak muda
Apa kau tak sakit melihatnya
Apa kau miris menyaksikannya
Darahmu membara bertabuh asa
Jangan biarkan si cendela membabi buta
Apa kau tak sakit melihatnya
Apa kau miris menyaksikannya
Darahmu membara bertabuh asa
Jangan biarkan si cendela membabi buta
Bangun, lawan
Biarkan laku bijakmu menyemai semesta
Berdirilah tegak di awal mentari
Bakar tekadmu yang tak berarti
Korbankan gelora Mamuju Mapaccing dalam nadi
Lalu raih Manurung Makkarana sejati
Demi malaqbi’ yang tak pernah mati
Biarkan laku bijakmu menyemai semesta
Berdirilah tegak di awal mentari
Bakar tekadmu yang tak berarti
Korbankan gelora Mamuju Mapaccing dalam nadi
Lalu raih Manurung Makkarana sejati
Demi malaqbi’ yang tak pernah mati
0 Comments:
Posting Komentar